Lalat buah (Bactrocera spp.) merupakan salah satu hama yang sangat ganas pada tanaman hortikultura diantaranya mangga, belimbing, jambu, nangka, semangka, melon, pare, cabai, dll. Akibat serangan hama ini menyebabkan rendahnya produksi dan mutu buah. Hal ini dapat menurunkan daya saing komoditas hortikultura Indonesia di pasar dalam dan luar negeri.
PENDAHULUAN
Lalat buah (Bactrocera spp.) merupakan salah satu hama yang sangat ganas pada tanaman hortikultura diantaranya mangga, belimbing, jambu, nangka, semangka, melon, pare, cabai, dll. Akibat serangan hama ini menyebabkan rendahnya produksi dan mutu buah. Hal ini dapat menurunkan daya saing komoditas hortikultura Indonesia di pasar dalam dan luar negeri.
Ada beberapa cara pengendalian lalat buah yang dianjurkan, diantaranya yaitu : pembungkusan buah, pengasapan, sanitasi kebun, dengan perangkap/atraktan, dan penggunaan pestisida kimia. Namun dalam pelaksanaannya masih sulit, belum sepenuhnya dilakukan petani kita.
Penggunaan pestisida kimia sering menjadi tumpuan dalam pengendalian lalat buah, namun dirasa kurang bijaksana karena menimbulkan dampak negatif antara lain terhadap kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Oleh karena itu perlu dicari cara pengendalian yang lebih aman dan akrab lingkungan diantaranya dengan menggunakan pestisida nabati. Salah satu jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati untuk pengendalian lalat buah adalah tanaman selasih (Ocimum sp.).
Laboratorium BPTPH Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah mengembangkan dan memproduksi minyak selasih yang mengandung Methyl Eugenol (ME) bahan penarik atau pemikat hama lalat buah jantan.
CIRI TANAMAN SELASIH
Selasih (Ocimum sp.) merupakan tanaman semak semusim dengan tinggi antara 80 – 100 cm. Batang berkayu segi empat, berbulu berwarna kecoklatan. Daun tunggal bulat lancip, tepi bergerigi, panjang daun 4 – 5 cm dan lebar 6 – 30 mm. Bunga berwarna putih atau ungu. Tanaman mudah tumbuh di ladang atau di tempat terbuka lainnya.
Tanaman selasih mengandung minyak asiri, saponin, flavanoid, tanin, dan senyawa geranoil, methyl eugenol (ME), linalol serta senyawa lain yang bersifat menguap. Minyak selasih dilaporkan mengandung ME > 65 %.
CARA PENGGUNAAN SELASIH
Untuk menarik/mengendalikan lalat buah, selasih dapat dimanfaatkan secara langsung atau disuling dulu untuk mendapatkan minyaknya.
Penggunaan secara langsung caranya : 1) daun selasih 10 – 20 helai dibungkus dengan kain strimin, kemudian diremas-remas, lalu masukkan ke dalam perangkap; 2) daun selasih dicincang dengan pisau 2 – 3 cm, selanjutnya dibungkus kain strimin dan dimasukkan pada alat perangkap; 3) tanaman selasih digoyang-goyang, lalu lalat buah dijaring setelah kumpul.
PENYULINGAN SELASIH
Untuk mendapatkan minyak selasih dilakukan dengan cara penyulingan, seperti terlihat pada Gambar .
Proses Pembuatan Minyak
ð Tanaman selasih segar atau dilayukan selama 3 hari
ð Ketel/panci diisi air kira-kira 2/3 bagian dari ayakan/saringan
ð Masukkan bahan selasih ke dalam panci/ketel diatas saringan dan panci/ketel ditutu
ð Kompor dihidupkan
ð Setelah air mendidih proses penguapan terjadi segera alirkan air ke ketel pendingin melalui lubang masuk untuk kondensasi sehingga terjadi pengembunan
ð Penyulingan sekitar 4 – 5 jam tergantung jumlah bahan dan air
ð Air minyak ditampung dengan alat dan selanjutnya antara air dan minyak dipisahkan dengan spait.
Gambar : Bagan penyulingan dengan uap dan air
(Ditlin Hortikultura)
PEMASANGAN PERANGKAP
Penggunaan minyak selasih sebagai penarik lalat buah dilakukan dengan cara meneteskan pada kapas yang digantungkan pada kawat di dalam botol perangkap. Botol perangkap digantung pada tiang setinggi 1 m jika digunakan pada tanaman hortikultura semusim di sawah. Jika pada pohon buah digantung pada cabang ketinggian 2 – 3 m. Pemasangan perangkap dimulai sejak tanaman
berbunga sampai panen. Jumlah perangkap per hektar sekitar 20 buah, dengan jarak pemasangan sekitar 20 m. Setiap satu bulan kapas ditetesi minyak selasih lagi.
0 komentar:
Posting Komentar